Hajjah Rasuna Said (1910-1965), lahir tanggal 14 September 1910 di
Maninjau, Sumatera Barat. Pendidikan yang dilaluinya adalah sekolah
desa di Maninjau, Diniyah School di Padang Panjang, sekolah Thawalib,
dan Islamic College. Pergerakannya dimulai dari emansipasi sampai ke
agama, pendidikan, pers, dan politik. Seperti juga R.A. Kartini di
Jawa, ia memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita.
Ia memasuki organisasi Sarekat rakyat dan diangkat sebagai Sekretaris
Cabang. Pada un 1930 menjadi anggota Permi (Persatuan Muslimin
Indonesia) yang berhaluan Islam dan nasionalisme, dan duduk sebagai
anggota Pengurus Besar.
Beliau terkenal sebagai perempuan yang mahir berpidato. Kepintarannya
ini dipergunakan untuk mengecam Pemerintah Belanda yang dengan
sendirinya tidak menyenangkan pihak yang dikecam. Ia tidak
mengindahkan teguran yang dialamatkan padanya, juga tidak pada
saat-saat ia sedang menyampaikan pidato. Akhirnya beliau ditangkap dan
pada tahun 1932 dijebloskan ke dalam penjara di Semarang. Selesai
menjalani pembuangan, ia kembali ke Sumatera Barat. Selanjutnya aktif
dalam bidang pendidikan. Ia mendirikan Sekolah Thawalib, Sekolah
Kursus Puteri di Padang, lalu pindah ke Medan dan mendirikan Perguruan
Puteri. Disamping itu aktif pula dalam bidang pers dengan mendirikan
Majalah Manara Puteri.
Zaman pendudukan Jepang ia mendirikan "Pemuda Nippon Raya" di Padang,
menggembleng para pemuda agar berjuang untuk memperoleh kemerdekaan
tanah air dan bangsa. Organisasi ini dibubarkan Jepang.
Zaman kemerdekaan beliau tetap aktif, ia pernah duduk dalam Komite
Nasional Pusat, DPR-RIS, DPR Sementara dan anggota Dewan Pertimbangan
Agung. Beliau meninggal pada tanggal 2 November 1965 dan dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
(18 Mar 2004)
(Tulisan diambil dari buku : Baluwarti. Relief Perjuangan
Bangsa Indonesia. Jakarta; Jayakarta Agung)