Utang yang melilit perusahan ini tidak tanggung-tanggung, mencapai US$ 1,1 miliar! Tapi coba lihat sekarang. Hanya dalam waktu singkat mereka bisa bangkit bahkan bisa berlari sangat kencang.
Majalah Forbes Asia edisi 18 September lalu menempatkan keluarga Bakrie dalam urutan orang terkaya keenam di Indonesia dengan taksiran kekayaan mencapai US$ 1,2 miliar atau sekitar RP 10,8 triliun. Bandingkan angkanya dua tahun lalu yang hanya berkisar US$ 735 juta saja. Putra Aburizal Bakrie, Anindya Bakrie pun mengaku nilai kapitalisasi pasar saham Grup Bakrie kini sudah melonjak dua kali lipat dibandingkan sebelum krisis 1997, dari hanya US$ 1,5 miliar menjadi sekitar US$ 3 miliar.
Salah satu anak usaha Grup Bakrie yang berlari kencang adalah PT Bakrieland Development Tbk yang dikenal dengan simbol ELTY di bursa saham. Diperkirakan pertumbuhan laba bersih perusahaan properti Bakrie ini tahun 2008 bakal melonjak naik mencapai 41,4% menjadi Rp 1,1 triliun dengan pertumbuhan laba bersih 36,6% menjadi Rp 183 miliar. Salah satu pendorong pesatnya kenaikkan laba ini adalah besarnya penjualan berbagai proyek baru seperti di Bogor Nirwana Residences dan Rasuna Epicentrum. Menurut Analis Trimegah Securitas, pada kuartal I 2008 kinerja Bakrieland Development cukup mengesankan. Pendapatan tumbuh 83,4% menjadi Rp 204,4 miliar.
Hebatnya, dalam membangun, Bakrieland seperti tak pernah kehabisan ide dan modal. Cobalah sempatkan melancong sejenak ke kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan Jakarta. Kawasan sepi ini telah disulap oleh Bakrieland dalam waktu singkat menjadi superblok yang lengkap. Sebuah gedung, Bakrie Tower setinggi 51 lantai yang hampir selesai, akan menjadi landmark baru di Jakarta. Tak heran ada yang berseloroh, sukses properti disebabkan oleh dana segar yang tidak berseri. Presiden Direktur Bakrieland, Hiramsyah S. Thaib setengah tertawa mendengar komentar ini. Negara Indonesia jauh lebih kaya dibanding Singapura. Namun, negeri tetangga ini bisa lebih maju karena memiliki SDM yang andal. “Itu yang kami lakukan di Bakrieland,” ungkapnya.
Putra Minang berlatar belakang perbankan ini boleh jadi benar. Buktinya, Bakrie punya banyak strategi dalam mengembangkan proyek dan mencari sumber pendanaan. Strateginya berbagi beban dan laba dengan pihak lain pun jadi kekuatan sendiri. Namun, strategi Bakrieland yang menyusun kekuatan organisasi dengan memadukan antara keahlian mengelola keuangan dengan kematangan mengembangkan proyek propertilah yang sangat menentukan. Selain tentunya stok dan lokasi landbank yang tak kalah primanya.
Masih ada lagi rahasia Grup Bakrie untuk selalu sukses berlayar di samudera properti. Mereka selalu berusaha menjadi pioner sebelum yang lain melakukannya. Masih ingat heboh penjualan unit Taman Rasuna beberapa tahun silam? Grup Bakrie mampu membangunkan pasar tidur yang selama ini tidak perduli dengan hunian vertikal. Dengan strategi dan gimmick yang dilakukan, mereka mampu membuat kelas menengah Jakarta antri sejak subuh untuk membayar uang tanda jadi guna memiliki unit apartemen di Taman Rasuna.
Selesai? Belum. Bakrieland sangat cerdas menjaga bisnis propertinya agar selalu aman dan memiliki akses tinggi. Caranya dengan terjun ke sejumlah industri bahan bangunan dan pembangunan infrastruktur strategis seperti air minum, jalan tol dan listrik. Untuk bahan bangunan yang tidak dipasok sendiri, Grup Bakrie berani membelinya dalam jumlah besar bahkan membayarnya di muka. Begitu juga dengan kontraktor. Tidak jarang pembayaran diberikan di depan sebelum pekerjaan konstruksi dimulai. Pembaca, sejumlah strategi dan langkah berlian Bakrieland Development inilah yang kami bedah untuk Anda kali ini. Manajemen Bakrieland menyebut strategi mereka sebagai integrated property development.
Ir.Indra Utama (indra@propertynbank.com) Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi
1 komentar:
Wah, good better good juga nih bakrie. Memang bakrie yang hebat apa yang nulisnya jago? he he
Posting Komentar